Kepala saya mungkin tidak pernah akan cukup untuk menampung dan memahami bumi beserta isi di dalamnya yang meliputi mahluk hidup, benda mati, atau mungkin juga roh-roh dan mahluk asing lainnya...
Selalu ada pertanyaan dari kepala saya setiap hari. Tidak, tidak hanya sekedar dari kepala; tapi juga dari pengamatan saya terhadap sekitar, sentuhan kulit orang di samping saya atau sekedar tiupan angin, percakapan orang yang lewat atau apa yang baru saja saya katakan, yang kesemuanya berujung di otak saya menjadi pertanyaan.
Saya selalu gelisah, jika saya melihat sesuatu yang tidak ada akarnya. Dan akan lebih mempertanyakan lagi jika sesuatu sudah berakhir tanpa saya tahu prosesnya.
Suatu ketika saya iseng-iseng browsing di google, saya menemukan sebuah istilah menarik yang ditemukan di balik dinding dari balik lukisan "The Battle Of Anghiari" karya Leonard Da Vinci yang telah menghilang.
Pada dinding tersebut tertulis Cerca Trova, carilah maka kamu akan menemukan.
Siapakah yang menulis istilah tersebut? Mengapa tulisan tersebut berada di balik lukisan Leonardo yang hilang? Apakah pencurinya yang mengajak kita bermain "petak umpet" atau Leonardo sendiri yang dengan alasan tersendiri menulis Cerca Trova secara diam-diam di balik lukisannya.
Fiuh,, saya harus tahu jawabannya.
Sebentar saya harus meeting, nanti saya lanjutkan pencariannya sampai saya menemukannya.
Jumat, 13 April 2012
Jumat, 02 Maret 2012
Taufik Kiemas
Pertama-tama saya mau menekankan bahwa dalam tulisan saya ini sama sekali tidak menyangkut politik, ras ataupun agama. Tapi ini menyangkut saya seorang, jadi jangan ada yang merasa tersinggung kalau namanya tidak saya sebut disini,lho?!.
Asal cerita bermula, dari impian seorang perempuan berumur 23 tahun yang mempunyai mimpi menjadi seorang wartawan. Kegemarannya membaca buku, entah itu dilakukannya karena hobi ataupun sekedar membunuh waktu. Selain itu jiwanya yang bebas dan rasa ingin tahunya yang tak terbendung membuat kesimpulan sementara yang sering berubah-rubah bahwa dirinya ingin menjadi seorang reporter atau jurnalis (yang bahkan sampai sekarang perempuan itupun tidak tahu perbedaan keduanya,wow!)
Tenang, kita tidak akan membahas soal kehidupan peribadi yang membosankan. Tapi, satu pengalaman interview kerja dari perempuan yang sedikit kita bahas diatas.
Suatu hari, perempuan tersebut dipanggil untuk interview oleh sebuah website terkenal, kita samarkan dengan "Menit.com".
Tahap pertama lolos(psikotes) dan tahak kedua gagal (interview user).
Sedih sekali perempuan itu, tanpa perlu di dramatisisr, karena perempuan itu pun seorang drama queen (hihihi).
Tau kenapa gagal, karena dia tidak tahu siapa ketua MPR-RI!!!
Sial,sial,sial hanya karena dia tidak tahu siapa ketua MPR-RI.
Tapi coba tanya di tentang Aung San Suu Kyi dan Biografi Nicholas Cage, atau hits-nya Diana Krall, dijamin LANCAR!!!
Karena,mereka lebih menarik dibahas daripada Taufik Kiemas.
Jangan salahkan perempuan itu, bukan salah Taufik Kiemas juga sih kalau dia tidak lebih menarik dibandingkan Nicholas Cage (upss...), tapi mau bagaimana lagi!!
Yasudah, meskipun beberapa hari terasa menyakitkan bagi perempuan itu karea mimpinya menjadi seorang jurnalis atau reporter harus dikubur karena tidak tahu siapa ketua MPR.
Tapi, berkat Gnosis Sanguinis, dia mampu melewati hari-hari tersebut.
Dan saat ini, perempuan itu bekerja di sebuah tempat yang jauh berbeda dengan mimpinya.
Perempuan itu dalam keadaan sehat dan mental yang bisa dikatakan agak stabil (hehehe...)
Gara-gara Taufik Kiemas, jalan hidupnya menjadi tidak tertebak, entah harus berterima kasih atau bagaimana...
Langganan:
Postingan (Atom)